Sabtu, 17 November 2012

capres sang raja dangdut

Musik dangdut tidak akan pernah lepas dari sosok Rhoma Irama. Dengan torehan 685 buah karya lagu dan prestasi 11 Golden Record bersama grup Soneta, Rhoma kemudian mendapat gelar si Raja Dangdut. Setelah mendapatkan posisi teratas sebagai seorang musisi, Rhoma kini membuat gebrakan dengan menyatakan diri siap maju sebagai calon presiden. Kultur musik dangdut yang begitu kuat itu bahkan berpengaruh visi dan misi Rhoma sebagai calon Presiden. Rhoma menyatakan, visi dan misinya sebagai capres nantinya tidak akan jauh berbeda dari lirik-lirik lagu dangdut yang selama ini dibawakannya. "Sebenarnya, visi dan misi saya sejak dulu sudah tertuang dalam lirik lagu saya," ujar Rhoma kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (13/11/2012). Ia mencontohkan sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terbentuk, Rhoma sudah terlebih dulu menyebarkan semangat antikorupsi melalui lirik lagu "Indonesia". Persoalan persatuan bangsa, disebut Rhoma, juga sudah terpikirkan sejak dulu olehnya melalui lirik lagu "Bersatulah". "Saya pun sudah menyerukan kerukunan antarumat beragama melalui lagu 'Kita adalah Satu'. Saya sudah menyerukan untuk perlindungan HAM sebelum ada HAM internasional," kata Rhoma lagi. Pria asal Tasikmalaya ini percaya diri bahwa para penggemarnya sudah sejak lama tahu akan misi perjuangannya yang dituangkan ke dalam lagu dangdut selama ini. "Penggemar saya sudah tahu visi dan misi Rhoma bagaimana. Kepribadian Rhoma ada di situ, inilah visi-misi Rhoma," ujarnya. Keyakinan Rhoma mencalonkan diri sebagai calon Presiden ini bukan tanpa sebab. Berdasarkan data penjualan kaset dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya pada tahun 1984, jumlah penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Dengan sokongan masyarakat dangdyt dan lagu melayu serta dorongan para ulama , Rhoma sama sekali tidak mempertimbangkan opsi menjadi calon wakil Presiden. "Kalau cawapres itu-nya nggak dapat. Mau nuntut ini-itu tidak bisa. Sensasinya kurang. Saya juga didesak untuk menjadi presiden, bukan wakil," imbuh si Raja Dangdut.

calon gubernur beserta wakilnya untuk jabar beberapa pasangan siap

Pemilihan kepala daerah Jawa Barat dimeriahkan tiga artis. Mereka adalah Rieke Diah Pitaloka, Deddy Mizwar dan juga Dede Yusuf. Dengan mengusung para pesohor itu, diharapkan partai tidak terlalu sulit memperkenalkan mereka kepada para pemilih. Mereka dianggap bisa menjadi faktor penentu kemenangan. Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Husin Yazid menegaskan bahwa para bintang itu memang mempermudah meraih suara. "Dari sisi popularitas mereka sudah memiliki modal. Dan popularitas itu adalah modal penting dalam sebuah hajatan Pilkada. Apalagi Pilkada itu adalah perang figur," kata Husin dalam siaran pers yang dilansir Puskaptis. Dari lima pasangan calon yang akan berlaga di Pilkada Jawa Barat itu, Husin mempredeksi bahwa tiga pasangan calon akan bersaing ketat. Analisa itu berdasarkan survei kualitatif yang dilakukan lembaganya. Tiga pasangan calon yang akan bersaing ketat itu adalah, Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar, Rieke Diah Pitalokas-Teten Masduki dan Dede Yusuf-Lex Laksmana. " Aher atau Ahmad Heryawan, seorang incumben, dia juga dianggap cukup berhasil pimpin Jabar, dan cukup dikenal masyarakat, menggandeng Deddy Mizwar, yang notabene pesohor. Bisa meraih suara banyak" katanya. Pasangan Aher-Deddy Mizwar, katanya, punya kans kuat di Pilkada Jabar. Begitu juga dengan Dede. Menurutnya, sebagai wakil gubernur, Dede dianggap anak muda yang bisa mewakili perubahan. Dede dinilai figur yang visioner. Sementara Lex, dari sisi popularitas memang mempunyai kelemahan. Tapi statusnya sebagai Sekda Jabar, tentunya cukup kuat menguasai jaringan birokrasi. "Sementara Rieke-Teten, keunggulannya ada pada diri Rieke. Rieke selain sebagai pesohor, dia juga dianggap aktivis sosial dan politik yang cukup berhasil. Track record-nya baik. Sementara Teten, popularitasnya sangat kuat di media," katanya. Sedangkan pasangan lain, seperti S Syafiuddin alias Kang Yance dan Tatang Farhanul Hakim, dari sisi kans bisa saja jadi kuda hitam. Karena Yance misalnya, dianggap sebagai tokoh yang merepresentasikan Jabar wilayah utara. Sementara Tatang, representasi wilayah Jabar bagian selatan. "Duet lainnya, Dikdik Muliana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib, sepertinya harus bekerja keras," katanya. Dalam analisanya, tiga pasangan yakni, Aher-Deddy Mizwar, Rieke-Teten, Dede Yusuf-Lex Laksmana yang akan bersaing ketat dalam Pikada Jawa Barat. Menguntit dibelakang, duet Yance-Tatang.